Jumat, 09 April 2010

Bukan Christhoper Columbus, Bukan Juga Amerigo Vespucci

Bukan Christhopher Columbus, Bukan Pula Amerigo Vespucci



Siapakah penemu benua Amerika? Kita akan menjawab, “Christhoper Columbus!!”. Ketika ditanya darimanakah nama Amerika diambil? Kita pun lantang menjawab: “Amerigo Vespucci!!”. Tapi benarkah Christopher Columbus penemu benua Amerika? Adilkah jika nama Amerigo Vespucci diabadikan menjadi nama sebuah benua sementara kiprahnya telah didahului oleh penjelajah lain? Dan pantaskah orang-orang barat melupakan peran Islam dalam membangun peradaban Amerika sementara para musliminlah yang mengajari penduduk pribumi untuk memperbaiki taraf hidupnya? Sungguh tidak demikian adanya.

Walau dunia barat getol dengan pemberitahuan bahwa penemu benua Amerika adalah Christopher Columbus, kesalahan itu akhirnya terkuak juga. Ternyata bukan Christopher Columbus, bukan pula Amerigo Vespucci (namanya diabadikan sebagai nama Amerika sekarang) yang berhasil menemukan dan membangun Amerika lampau. Tapi dia adalah seorang laksamana muslim asal Cina keturunan Semur yang hidup pada dinasti Ming. Dialah laksamana Zheng He yang lebih akrab dikenal dengan nama Ceng Ho.

SOSOK CENG HO YANG DIKENANG
Zheng He alias Ceng Ho kecil memulai kehidupannya di Kunyang, sebuah kota yang berada di sebelah barat daya Provinsi Yunan. Keluarganya bernama Ma dan ia lahir pada 1371 M. Nama aslinya adalah Ma He, tapi juga sering dipanggil dengan nama Ma Sanbao. Lalu dari mana asal nama Ceng Ho atau Zheng He? Panggilan itu baru ia dapat setelah menjadi pelayar Kaisar Yong Le pada masa dinasti Ming.
Secara etnis, Ceng Ho termasuk keturunan warga minoritas Semur (dari Asia Tengah) bersuku Hui. Menurut beberapa sumber, suku ini memiliki fisik yang hampir mirip dengan suku Han. Bedanya, suku Hui beragama Islam sementara suku Han menganut agama lain. Dan pastinya, Ceng Ho yang tinggal bersama sukunya memilih Islam sebagai jalan hidup. Tidak hanya itu, keluarganya juga menjadi keluarga yang cinta dan taat pada syari'at Islam. Terbukti ketika abad ke-13, ayah dan kakeknya menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Tapi sayangnya, bukti yang ada tidak menunjukkan bahwa Ceng Ho juga pernah melakukan rukun Islam kelima itu.
Menerawang lebih jauh pada masa kecil Ceng Ho, hidupnya diwarnai dengan berbagai peperangan. Ketika dia berumur 11 tahun, terjadi perang besar antara Dinasti Ming dan bangsa Mongol. Singkat cerita, Dinasti Ming yang memang jauh lebih kuat mampu mendesak bangsa Mongol hingga pertahanan terakhir di Yunan, tidak jauh dari kampung halaman Ceng Ho. Akhirnya pada tahun 1382, pertahanan itu pun runtuh juga. Otomatis, manusia dan seluruh harta yang ada di Yunan menjadi milik Dinasti Ming.
Penaklukan Yunan oleh Dinasti Ming menjadi titik awal perjalanan karir Ceng Ho. Sejak saat itu, ia menjadi tawanan perang sekaligus budak bagi dinasti Ming. Tapi karena usianya yang masih sangat hijau, ia tidak mendapatkan tugas berat seperti kebanyakan budak lainnya. Ia hanya ditugaskan melayani putra mahkota bernama Yong Le. Yong Le adalah putra mahkota Dinasti Ming yang akhirnya berkuasa pada 1403-1424.

From BUDAK To LAKSAMA
Perbudakan yang diterima oleh Ceng Ho kecil ternyata menjadi awal kisah pertualangan Ceng Ho. Ia pun kian mendapatkan kepercayaan dari kaisar setelah menjalani tugas sebagai pelayan putra mahkota. Puncaknya terjadi pada tahun 1405 ketika ia harus menjelajahi dunia bersama dengan beberapa armada laut Cina. Pada pelayaran yang memakan waktu dua tahun tersebut, Ceng Ho berhasil melewati Champa, Jawa, Palembang, Malaka, Aru, Sumatera, Lambri, Ceylon, Kollam, Cochin, dan Calicut. Inilah pelayaran yang dianggap sebagai momen penting pelayaran Cina di Nusantara.
Sejak pelayaran pertama ini, hampir seluruh hidup Ceng Ho dinikmati bersama derunya samudera, birunya laut, dan amukan ombak. Tercatat Ceng Ho telah menyempurnakan tujuh ekspedisi dengan lama tiap pelayaran dua hingga beberapa tahun. Dalam 7 pelayaran tersebut, Ceng Ho pernah melewati Siam, Kaya, Coimbatore, Puttantur, Pahang, Kelantan, Hormuz, Maladewa, Mogadishu, Brawa, Malindi, Afrika Timur, dan negara-negara Jazirah Arab. Pelayaran-pelayaran tersebut melewati sebuah samudera yang disebut dengan nama Samudera Barat.

ANTARA CENG HO DAN COLUMBUS
Khusus mengenai pelayaran menuju benua Amerika, beberapa sumber arkeologi menyebutkan bahwa itu dilakukan oleh Ceng Ho bersama awak kapalnya pada tahun 1421 hingga 1423. Sebelum sampai di benua Amerika, tepatnya Amerika bagian selatan melewati Afrika. Jalur yang terkenal sangat sulit dan berbahaya. Beberapa sumber memaparkan bahwa sering kali kapal-kapal Eropa yang melewati jalur ini terdampar akibat terhalang ombak.
Sayangnya, apa yang dilakukan muslim yang taat, Ceng Ho, ternyata kurang mendapat perhatian dunia, khususnya para sejarawan eropa hingga beberapa abad lalu. Entah disengaja ataupun tidak, Christhoper Columbus lebih dianggap populer dibandingkan Ceng Ho sebagai penemu Amerika. Padahal, Ceng Ho menginjakkan kakinya di benua Amerika 70 tahun sebelum pelayaran Columbus dilakukan. Secara otomatis, Columbus tidak bisa dikatakan sebagai penemu benua Amerika. Ini seperti yang diungkapkan oleh Gavin Menzies, seorang ahli kapal selam dan sejarawan kondang. Ia menuturkan bahwa laksamana Ceng Ho-lah yang berhak meraih gelar sebagai penemu benua Amerika, bukan yang lain.
Pernyataan Gavin Menzeis tak pelak membuat kaget beberapa ahli sejarah Eropa. Walaupun begitu, penelitian yang sudah berlangsung selama 14 tahun lebih, akhirnya mampu melenyapkan keraguan para sejarawan dunia. Tentu, karena yang ia ketengahkan bukan hanya omong kosong semata. Ia tunjukkan kepada publik, bukti peta-peta pelayaran kuno dan artefak yang menjadi bukti bahwa Ceng Ho pernah singgah di Amerika. Untuk semakin meyakinkan dunia, ia juga mengembangkan teknologi astronomi modern melalui software Starry Night yang mampu menunjukkan kondisi astronomi pada masa pelayaran Ceng Ho. Dari penelitian inilah, ia menarik kesimpulan bahwa Ceng Ho pernah singgah di benua Amerika pada periode pelayaran 1421 hingga 1423.

MUSLIM IS BRAVER!!
Apa yang pernah diukir oleh Ceng Ho tentunya menjadi cambuk bagi kita para generasi muda Islam. Tentunya tidak ada alasan bagi kita untuk takut dengan besarnya rintangan dan beratnya beban mencapai suatu mimpi. Jika Ceng Ho denga peralatan serba ada pada zamannya mampu mengarungi samudera nan luas dan menjadi penemu benua Amerika, tentunya kita yang hidup di masa modern ini bisa berkarya lebih baik. Tepiskan semua tuduhan bahwa muslim itu kolot! Jangan terpukau dengan kesuksesan orang-orang kafir! Tidakkah kita tahu banyaknya karya yang telah diukir oleh para muslim. Contohnya; aljabar, sistem robot pertama kali, teori pelangi, penemuan-penemuan menarik lainnya dalam bidang astronomi, fisika, kimia, kedokteran, dan lain sebagainya. So, ayo remaja muslim! Tunjukkan nyali dan kehebatanmu! Raihlah kesuksesan dan mimpi-mimpimu! Tanamkan cita-cita yang tinggi! Dunia menanti karya dan prestasi dari manusia-manusia terpilih seperti dirimu, remaja muslim!!



Pagi hari, 05:56 WIB,
Senin, 29 Maret 2010 M / 13 Rabi'ul Akhir 1431 H
Asrama Sekolah Tinggi Imam Syafi'i, Jember, Jawa Timur
Penyusun : Roni Nuryusmansyah
Sumber : Majalah elfata volume 03 - 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar